Posted by : Yaqut tina Rabu, 01 Mei 2013



1.    Classfull
            Pengalokasian host pada jaringan dengan menggunakan sebuah subnet mask yang sama,  biasanya menggunakan protocol RIPv1 dan IGRP, dimana protocol ini  tidak mempunyai field untuk menyimpan informasi subnet sehingga              informasi-informasi subnet tidak dikirimkan.
            Ini berarti jika sebuah router menjalankan RIP mempunyai sebuah subnet mask dengan nilai tertentu, router beranggapan bahwa semua interface yang berada di dalam alamat classfull routing.  Jika kita mencampurkan panjang subnet yang berbeda dalam sebuah network yang menjalankan protocol RIP atau IGRP maka network itu tidak akan bekerja.
2.      Classless
            Pengalokasian host/IP yang dapat menggunakan subnet mask yang berbeda, yang didukung oleh routing protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang dapat memberikan informasi subnet, sehingga dapat menghemat sejumlah alamat host/IP.



Subnetting :
Mengapa dilakukan subnetting ?
1.      Untuk mengurangi lalu lintas jaringan, mengurangi broadcast storm/memperkecil broadcast domain. (reduced network traffic)
  1. Mengoptimalisasi unjuk kerja jaringan (optimized network performance)
  2. Pengelolaan yang disederhanakan yang memudahkan kita dalam pengelolaan,mengidentifikasikan permasalahan (simplified management)
  3. Penghematan alamat IP

Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.

3.   SUBNETTING
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada kelas A, B dan C.
Beberapa urgensi dalam melakukan subnetting adalah,
1. Untuk mengurangi lalu lintas jaringan (mengurangi broadcast storm/memperkecil broadcast domain)
2.     Mengoptimalisasi dan effisien unjuk kerja jaringan
3. Pengelolaan yang disederhanakan (memudahkan pengelolaan, mengidentifikasikan permasalahan)
4.      Penghematan alamat IP
Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.
Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host bit.




4.  CIDR ( Classless Interdomain Domain Routing)
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengkategorikan alamat IP dengan tujuan untuk mengalokasikan alamat IP kepada user dan untuk efisiensi dalam proses routing paket-paket IP didalam internet. Metode ini biasanya digunakan oleh ISP (Internet Service Provider) untuk mengalokasikan alamat kepada sebuah rumah, perusahaan atau ke seorang pelanggan.
Alasan adanya CIDR adalah hanya ada 3 kelas penggolongan alamat IP. Dimana masing-masing kelas memiliki jumlah maksimal alamat tertentu. Misal dimana sebuah organisasi dengan jumlah komputer yang harus terhubung ke jaringan adalah 1000 komputer. Jika digunakan kelas C, yang maksimal adalah 256 host, maka jumlah tersebut terlalu kecil untuk digunakan. Jika kita gunakan kelas B, yang maksimal jumlah hostnya adalah 65536, maka sisanya akan menjadi terbuang percuma. Hal ini akan menjadi tidak efisien pada masalah routingnya.
Keuntungan CIDR :
1.      Lebih effisien penggunaan lamat IPv4
2.      Route summarization
3.      Rute CIDR memungkinkan untuk rute yang akan diringkas sebagai satu rute

Tabel di bawah ini menerangkan tentang subnet mask dan nilai CIDR nya:





Subneting dengan CIDR
IP :192.168.10.0/27
Analisa :
192.168.10.0/27 berarti kelas C dengan subnet mask /27 berarti
nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.nnnhhhhh atau 11111111.11111111.11111111.11100000
jumlah bit n (network) = 27
jumlah bit h (host) = 5
Total bit = 32
Jumlah hostper subnet :  2h - 2 à 25- 2 = 32 -2 =30 host
Sehingga :
- network IP : 192.168.10.0/27 (IP Address yang menyatakan alamat network)
- 1st IP : 192.168.10.1/27 (IP Address pertama yang dapat digunakan host)
- last IP : 192.168.10.30/27 (IP Address terakhir yang dapat digunakan host)
- Broadcast IP : 192.168.10.31/27 (IP Address untuk mengirim paket secara massal)



5. VLSM (Variable-Length Subnet Masks)
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan  internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Follow Me

Chatting

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Informatic Share -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -